Hey There!

Selasa, 22 Juli 2014

Bulan Ramadhan

Takbir beregema disepanjang jalan, sujud diperpanjang serta alunan ayat suci terus bersama mengiringi setiap kata Robbi diucapkan.

Alhamdulilah aku dipertemukan kembali dengan bulan penuh berkah ini, kembali aku bersaling sapa dan bercengkrama dengan bulan yang dimuliakan ini. menjadi sebuah kebanggaan aku dapat melaksanakan Ramadhan ini di rumah, bersama keluarga tercinta, bersama umi dan sanak saudara yang lain.

Aku kembali menikmati tarawih panjang yang biasa aku laksanakan bersama keluarga, alhamdulilah aku masih diberi umur panjang.

ramadhan tahun sekarang lebih baik dari tahun sebelum-sebelumnuya pasca 2 tahun lalu sepeninggalnya Umi tercinta.
Masih sangat teringat disudut memori yang tak pernah aku serta keluarga besar lupakan, dimana air mata membuncah membanjiri pipi yang dulu lugu ini, semua mata basah, semua bibir terkatup membisu, semua hidung mengembang menghirup duka, aku serta keluarga besar dengan berat hati ditinggalkan oleh sesorang yang paling kita sayangi, kita cintai dan mudah-mudahan Allah muliakan.
Sudahlah, kenagan pahit itu sebaiknya memang dibungkus dengan rapi dan ditaburi bunga mawar agar hikmahnya tetap memancar bagi kita yang masih diberi kesempatan menikmati ikatan dua oksigan.
Doaku serta keluarga, tetap satu " Semoga engkau ( Ummy ) dan kita yang ditinggalkan selalu diberikan ridlo Allah SWT "

Tak terasa, hari telah berganti begitu cepat, aku dulu masih merangkak dan diajarkan bagaimana berpuasa, bagaimana shalat, bagaimana mengaji yang benar. Kini, seiring bertamnbahnya usia aku mulai memahami sedikit demi sedikit tentang semua yang aku pertanyakan dulu.

entah mengapa ingtanku langsung meleleh saat teringat kembali saat aku masih diusia 7 tahun
" Umi, ajari aku puasa  "
saat pertama aku belajar puasa, aku tak mengenal kata imsak tiba-tiba saja setelah subuh aku dengan nikmat nya meneguk segelas susu coklat, haha lucu sekali memang.
" Umi... shalat nya berapa rokaat lagi ? "
Shalat tarawih memang shalat yang sangat panjang sepanjang aku berusia 7 tahun, seakan aku mebuka takbir hingga beberapa kali, setiap kali salam aku kerap kali bertanya pada umi " Berapa rakaat lagi ? " haha lucu memang, tapi itulah kepolosan dan proses yang aku jalani. betapa dulu aku bosan dengan sholat yang panjang itu, haha. Namun  sekarang, aku begitu merindukan sujud yang panjang itu, takbir yang banyak itu, bahkan malam ini, aku kembali berdiri disamping umi dan berkata " umi, aku tahu berapa rokaat lagi ini " aku tersenyum dan begitu bahagia. Begitu terasa indah saat aku mengerti semua.

Ramadhan ini, aku kembali mengahadapi kisah yang tak pernah padam, dengan semanagt 17 akan kuraih segala suka dan duka kehidupan.
Sujud panjangku di dalam lamat-lamat malam, aku sembahkan semua untuk-Nya, berharap ia masih mengasihiku dan keluarga. Amiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar