Setiap
hari matahari bersinar, sinarnya tak pernah berubah. Tetap hangat dan terang
menyelimuti pertiwi ini. Umurku terus merangkak dari satuan ke puluhan hingga
tibalah aku di umur emasku yang mana orang selalu mendapati umur ini sebagai umur
keberhasilan ataupun tanda keremajaan. Tak terasa akupun sudah tujuh belas
tahun. Ibarat aliran air, aku sudah mengenal lika-liku kehidupan. Entah kapan
aku akan bertemu dengan pemuaraanku, sampai sekarang pun aku terus berjalan
mengahadapi ganasnya kehidupan. Aku tidak terlahir dari keluarga seorang
pejabat, aku juga tidak dibesarkan dengan kenikmatan dan kemanjaan, aku lahir
sederhana dan selalu ingin hidup sederhana. Aku juga bukan seorang anak yang
tangguh, kadang jiwaku terombang-ambing kesana kemari, kadang jiwaku harus
kerdil mendengar pertengkaran orangtua yang tak pernah reda atau aku juga harus
menahan diri mendengar ocehan orang tentang aku ataupun orangtuaku. Namun
setahu ku, aku bukan lah seorang pecundang yang harus kalah dengan persoalan hidup
yang pelik ini.. Mereka itu fakta, dan aku adalah harapan. Mereka tak bisa
berubah tapi aku bisa merubah diriku. Aku berdiri diatas keluarga yang retak.
Aku membangun cinta dan kehidupan dalam nafas tersesak. Bagaimana aku bisa
bertahan ? entahlah, yang jelas dengan tekad dan cita-citaku aku selalu ingin
mencari ketenangan hidup, ingin membebaskan telingaku dari dahsyatnya
pertengkaran, merasakan nikmatnyakehidupan. Bukan aku tak bersyukur, tapi sebagai
seorang anak aku ingin melapangkan nafas. Itu saja. Menjadi sebuah kebanggan
aku diterima di sebuah sekolah menengah atas yang cukup bergengsi di Indonesia,
SMA DWIWARNA, ini bukan hanya sebuah lembaga pendidikan tapi juga sebuah nama
keluarga besar. Aku begitu bangga menjadi bagian dari keluarga ini. Disini aku
menemukan setitik air untuk menjernihakn kekelaman. Di keluarga ini aku
dibangun bukan hanya untuk menjadi seorang anak yang berbakti pada orang tua,
tapi juga seorang warga Negara yang selalu mengabdikan diri kepada banagsa dan
agama. Sedikit demi sedikit akupun mulai memahami arti kehidupan yang baru, bukanlah hanya mencari kebahagiaan demi
satu ruang untuk bernafas tenang, namun juga membalas jasa kehidupan atas hidup
yang kita terima. Sekarang, aku dibesarkan disini. Di sebuah keluarga besar yang
menjunjung tinggi nilai perdamaian dan kebersamaan.
Pendidikan
telah mengubah system pikir ku, kecintaan pada tanah air serta dengan
menjunjung tinggi nilai keagamaan, aku selalu ingin tumbuh menjadi warga Negara
yang baik serta dapat mengabdikan diri untuk bangsa. Aku melihat pemandangan
yang penuh dengan luka di negri ini, siaran televise pun sudah tak mencerminkan
lagi nilai-nilai dasar bangsa ini. Generasi muda pun sudah banyak yang porak
poranda akibat perbuatannya sendiri. Mereka acuh bahkan tak pernah peduli
dengan keadaan pertiwi yang semakin meluas lukanya.
Aku tak
pernah bermimpi menjadi seorang presiden ataupun wakil presiden, bahkan seorang
anggota legislative pun aku tak pernah memikirkan sebelumnya. Aku hanya ingin
mengabdikan diri kepada negri demi mengayomi pendidikan kepada masyarakat. Aku
ingin setiap yang menghirup nafas di bumi pertiwi ini mendapatkan haknya dengan
adil. Bukan malah yang kecil dikerdilkan dan yang besar di utamakan. Aku Ingin
semua rakyat dapat menikmati manis pahitnya mengenyam pendidikan di kursi sekolah,
Mendapat ilmu yang banyak serta menumbuhkan kecintaan nya pada tanah air
tercinta ini. Cinta tanah air, ya hanya itu yang ingin aku tanamkan kepada
setiap orang di negri ini. Karena dengan rasa kecintaan nya aku yakin semua tak
akan ada yang mau mengkhianati atau menzolimi satu sama lain. Saling belomba
untuk membangun negri dan tak akan pernah membiarkan negri ini porak poranda. Mungkin
orang menganggap itiu mustahil atau menganggap aku gila. Tapi aku tak menghiraukan
sama sekali tentang perkataan itu. Aku selalu membayangkan jika negri ini dapat
tersenyum serta bersinar terang bak mentari saat azan Zuhur berkumandang.
Bapaak
Presiden yang terhormat, izinkan aku untuk mengabdikan diri menjadi seorang
mentri pendidikan di tanah air tercinta ini.